Tidak dapat  dipungkiri kalau akhir-akhir ini sebagian masyarakat indonesia cenderung memilih
jalur anarkis sebagai jalan akhir sebagai penyelesaian atas suatu problem. Hal ini tidak terlepas dari kondisi psikis masyarakat yang semakin terbebani dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak berpihak terhadap mereka. Ambil contoh yang ramai diperdebatkan saat ini adalah kenaikan BBM yang justru semakin menjerat nasib rakyat. Padahal mencari lapangan pekerjaan susah, gaji pas-pasan,bahkan bisa-bisa terkena PHK akibat terkena dampak kenaikan BBM, sedangkan biaya hidup mahal, harga kebutuhan pokok semakin meroket& biaya pendidikanpun semakin mahal. Sehingga emosi cenderung tidak terkontrol dan situasi seperti ini justru dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan mereka.
Sebagai rakyat kecil, ibarat mau makan saja tidak diperbolehkan. apalagi mau pintar, darimana tenaga dan gizi mereka kalau kondisi mereka kelaparan. Seolah para penguasa membuat kebijakan dengan menganggap mereka tidak pernah ada. tidakkah malu dengan amanat yang dipercayakan kepada mereka untuk mensejahterakan rakyat indonesia bukannya malah hanya mensejahterakan rakyat sendiri (baca: keuntungan pribadi). untuk itulah muncul mosi tidak percaya terhadap pemerintah oleh rakyatnya sendiri. Dan anakisme adalah bentuk luapan emosi mereka.
jalur anarkis sebagai jalan akhir sebagai penyelesaian atas suatu problem. Hal ini tidak terlepas dari kondisi psikis masyarakat yang semakin terbebani dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak berpihak terhadap mereka. Ambil contoh yang ramai diperdebatkan saat ini adalah kenaikan BBM yang justru semakin menjerat nasib rakyat. Padahal mencari lapangan pekerjaan susah, gaji pas-pasan,bahkan bisa-bisa terkena PHK akibat terkena dampak kenaikan BBM, sedangkan biaya hidup mahal, harga kebutuhan pokok semakin meroket& biaya pendidikanpun semakin mahal. Sehingga emosi cenderung tidak terkontrol dan situasi seperti ini justru dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan mereka.
Sebagai rakyat kecil, ibarat mau makan saja tidak diperbolehkan. apalagi mau pintar, darimana tenaga dan gizi mereka kalau kondisi mereka kelaparan. Seolah para penguasa membuat kebijakan dengan menganggap mereka tidak pernah ada. tidakkah malu dengan amanat yang dipercayakan kepada mereka untuk mensejahterakan rakyat indonesia bukannya malah hanya mensejahterakan rakyat sendiri (baca: keuntungan pribadi). untuk itulah muncul mosi tidak percaya terhadap pemerintah oleh rakyatnya sendiri. Dan anakisme adalah bentuk luapan emosi mereka.
ruang jeda
mita masymin araera